MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

Dosen Pengampu : Sriyono, S.Pd, M.Pd

 

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Program Perencanaan Matematika (PPM)

 

 

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….            i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..            1

BAB I   PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah………………………………………………..            2
  2. Rumusan Masalah……………………………………………………… 4
  3. Tujuan…………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

  1. Pengertian Group Investigation……………………………………….. 5
  2. Karakteristik Group Investigation………………………………………            6
  3. Tahap-tahap Group Investigation ………………………………………            7
  4. Kelebihan dan kelemahan Group Invetigation…………………………            14
  5. Contoh Penerapan Group Investigation………………………………..            14

BAB III PENUTUP

  1. Kesimpulan …………………………………………………………… 17
  2. Saran…………………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.     Latar Belakang

Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan esok harinya, sehingga guru kurang memperhatikan bagaimana siswa merespon pelajaran. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Suharsimi Arikunto (2003 : 4 ) menyebutkan beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar sebagai berikut :

  1. Semangat belajar rendah,
  2. Mencari jalan pintas,
  3. Tidak tahu belajar untuk apa,
  4. Pasif dan acuh.

Untuk mengantisipasi karakteristik siswa yang demikian disarankan pula strategi pembelajaran yang bervariasi, memberikan kesibukan yang menarik, menggunakan model reward dan punishment,bersifat terbuka, dan memberikan layanan yang simpatik.Selain hal tersebut diatas, kecenderungan menggunakan ceramah didepan kelas masih mendominasi strategi pembelajaran yang dipergunakan. Oleh para guru, tidak terkecuali pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan oleh guru dan dapat menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak peduli bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sifatnya hafalan (knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan aktivitasnya rendah. Guru sering mengatakan, “ paham atau tidak itu urusan dan tanggung jawab siswa”.

Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses pembelajaran lebih cenderung pasif.

Fenomena rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat reseptif yaitu guru banyak ceramah, guru kurang melatih mengembangkan potensi bertanya, semangat belajar rendah, tidak tahu manfaat belajar. Pendek kata penggunaan strategi ceramah dalam proses pembelajaran, akan melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk, dengar, dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan duduk, dengar, dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi permasalahan ini ditawarkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang menekankan perilaku bersama diantara siswa dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok kecil. Kerjasama kelompok dalam kelompok kecil sangat dipentingkan untuk mengatasi masalah bersama, sehingga beberapa unsur pembelajaran kooperatif ialah :

  1. Adanya saling ketergantungan dengan positif,
  2. Adanya tanggung jawab perseorangan,
  3. Adanya tatap muka diantara anggota,
  4. Adanya komunikasi antar anggota, dan
  5. Adanya saling evaluasi dalam proses kelompok (Anita Lie 2005 : 31) dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

Unsur – unsur inilah yangmembedakan antara sekedar kerjasama dalam suatu kelompok atau kerjasama sebagai pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran GI (Group Investigation).

Menurut UNESCO pembelajaran model abad ke 21 haruslah : learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together (Tilaar 1998 :69). Mengapa ?, karena abad 21 menuntut manusia hidup untuk belajar bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, bagaimana belajar untuk tetap hidup dan bagaimana belajar hidup saling menghargai diatas perbedaan. Hal ini sangat relevan dengan metode pembelajaran GI dimana dalam metode ini siswa dituntut untuk kerjasama, menghargai pendapat teman, siswa belajar bagaimana harus belajar agar materi ajar dapat dikuasai.

 

 

  1. B.     Rumusan Masalah
    1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif tipe GI ?
    2. Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI ?
    3. Bagaimana tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI?
    4. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI?
    5. Contoh pembelajaran apa yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe GI?

 

  1. C.     Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini guna:

  1. Mengetahui tentang pembelajaran kooperatif tipe GI.
  2. Mengetahui tentang karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI.
  3. Mengetahui tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI.
  4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI.
  5. Mengetahui contoh materi yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif tipe GI.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A.    Pengertian Group Investigation

Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Sebuah gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.

Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah.

Kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa aktif berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di dalam kelas mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan, mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-masing anggota, tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukansendiri oleh siswa yang sama.

B.     Karakteristik Group Investigation

Pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

  1. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan keterampilan inkuiri.
  2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu.
  3. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan).
  4. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
  5. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki).
  6. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah dengan peranan yang berbeda.

C.    Tahap-Tahap Group Investigation

Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini.

1.      Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini:

  1. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan
  2. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki
  3. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.

Misalnya :

  1. Dalam sub pokok bahasan turunan fungsi aljabar, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi seperti:
    1. Bila y = c maka y’= 0 (c konstanta),
    2. Bila y = ax maka y’ = a (a konstanta), dan
    3. Bila  y = axⁿ  maka y’ = a.n.x ⁿ־¹(a dan n konstanta).
    4. Setelah penyampaian topik bahasan yang akan diinvestigasi: (a) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.

2.      Tahap Perencanaan kooperatif (Planning)

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:

  1. Apa yang mereka pelajari?
  2. Bagaimana mereka belajar?
  3. Siapa dan melakukan apa?
  4. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?

Misalnya  pada topik Bahasan, Bila y = c maka y’= 0    dimana c konstanta, pada tahap ini:

  1. Siswa belajar tentang turunan fungsi yang nilainya konstan,
  2. Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi,
  3.  Siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas, dan
  4. Siswa belajar untuk mengetahui sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan.

Misalnya:

1)      Siswa menemukan cara-cara pembuktian sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan,

2)      Siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumuplan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan

3)      Siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.

 

3.      Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:

a)      Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki

b)      Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok

c)      Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan pendapat.

4.      Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis

 Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:

  1. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-masing
  2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya
  3. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.

Misalnya:

1) Siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0 jadi rumus yang diberikan terbukti,

2) Siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0 yang dibuktikan dengan definisi turunan dan limit fungsi,

3) Siswa membagi tugas  sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.

5.      Tahap Presentasi hasil final (Presenting)

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:

  1. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian
  2. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar
  3. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.

Misalnya:

1)      Siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan,

2)      Siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan,

3)      Siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.

6.      Tahap Evaluasi (Evaluating)

Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topikyang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:

a)      Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya

b)      Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan

c)      Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Misalnya:

1)      Siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan,

2)      Siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain,

3)      Guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.

Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-30):

Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation.

Tahap 1

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap II

 

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

 

Membuat penyelidikan.

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok

Tahap IV

 

Mempersiapkan tugas akhir

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

 

Mempresentasikan tugas akhir

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI

 

Evaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

 

 

 

  1. Kelebihan dan Kelemahan Group Investigation

Kelebihan pembelajaran tipe group investigation:

1. Metode ini mampu melatih siswa untuk   berpikir tingkat tinggi.

2. Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri

3. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama  sampai tahap akhir pembelajaran.

4. Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya.

Kelemahannya : Karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

  1. Contoh Penerapan Group Investigation

Berikut ini ada contoh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

CONTOH  PENERAPAN  METODE  GI PADA POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA DAN PENYAJIAN DATA UNTUK SISWA SMP KELAS IX

Langkah pembelajaran dibagi dalam dua pertemuan:

  • Langkah pertemuan pertama:

Pada tahap pendahuluan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok dengan komposisi heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi dan lain-lain. Guru juga menyampaikan pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tugas yang akan dilakukan tiap kelompok mencari atau mengumpulkan data yang boleh dicari di dalam atau di luar kelas setelah didiskusikan dalam kelompok data apa yang hendak dikumpulkan.

Pada tahap berikutnya dalam kegiatan inti :

  1. Siswa mendiskusikan tentang cara menyajikan data dalam tabel menggunakan turus dari data yang telah diperolehnya dengan bantuan LKS.
  2. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain boleh menanggapi.
  3. Pada tahap penutup guru membimbing siswa membuat kesimpulan serta diminta mempersiapkan diri dengan materi cara menentuakan mean, median dan modus dari data mereka untuk pertemuan berikutnya.
  • Langkah pertemuan kedua
  1. Pada tahap pendahuluan :
    1. Kembali siswa diminta berkelompok dan mempersiapkan data yang telah diperoleh sebelumnya.
    2. Dalam tahap kegiatan inti maka dengan tuntunan LKS dan bimbingan guru siswa menentukan mean, median dan modus dari data yang diperolehnya tersebut.
    3. Setelah diperoleh hasil, maka tiap kelompok mempresentasikan pekerjaannya dan kelompok lain menanggapi.

 

2. Pada tahap penutup :

  1. Setelah cukup tanya jawab guru memberikan kuis individual.
  2. Guru mencatat perkembangan siswa dari skor yang diperoleh saat kuis dan pada saat proses pembelajaran.
  3. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan.
  4. Melakukan konfirmasi
  5. Mengumumkan hasil kuis dan hasil kelompok.
  6. Pemberian penghargaan

Hasil belajar yang diperoleh dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI meliputi:

  1. Kognitif: siswa dapat mengukur, mencacah, dan mencatat data dengan turus, serta dapat menentukan rata-rata, median dan modus.
  2. Psykomotor: siswa memperoleh keterampilan menyampaikan gagasan secara lisan dan tertulis.
  3. Afektif: siswa memperoleh pengalaman kerjasama, berbagi, gembira, disiplin, bertanggungjawab, jujur, menghargai hasil karya orang lain.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. KESIMPULAN

Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.

Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

Keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya:

    1. Pembelajaran berpusat pada siswa,
  1. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,Siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi,
  2. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
  3. B.     SARAN

 

  1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang sesuai dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk dapat membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar.
  2. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar.
  3. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan aktif berkomunikasi agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kiranawati. 2011. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http: //gurupkn.wordpress.com/ 2011/10/11/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/. (Diakses tgl 11 Oktober 2011).

Mcklar. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat. http://one.indoskripsi.com/ judul-skripsi/ skripsi-lainnya/ penerapan-pembelajaran-kooperatif-model-group- investigation- untuk- meningkatkan- motivasi- dan- has. (Diakses tgl 11 Oktober 2011).

Siti Maesaroh. 2011. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa(slide). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar